Rabu, 18 November 2015

Unintended Choice! Part 25

Gadis ini , Agni sedari tadi mengetok sekaligus memencet bell di rumah ini namun tak ada satupun orang yang membukakan pintu rumah ini dan sekali lagi dia mengecek ponsel nya dan memastikan deretan alamat rumah yang tertulis di ponsel nya sama dengan alamat rumah ini .

Komplek kenanga indah , No 32 Rt 08 Rw 06

"Perasaan bener deh ini alamatnya,"Ujar Agni sambil memasukan lagi ponsel nya ke dalam saku celananya

Cklekkkk

"Pintu nya gadikunci ? Masuk ajalah daripada kayak kambing conge gue disini," Ujarnya lagi sambil memasuki rumah itu yang tidak dikunci oleh penghuninya

"Ngapain lo kesini?," Tanya seorang penghuni rumah yang sedang memakan snack ringan sambil mendengarkan lagu lewat headset di kupingnya

"Lah lo yang siapa ? Bukannya ini rumah Cakka ? Dan lo ngapain disini pake hotpans segala , gue yakin pasti lo cewek nya Cakka yang bikin Cakka galau , iya kan,?" Tanya Agni sambil memperhatikan gadis dihadapannya dari atas kebawah

"Suka suka gue mau pake hotpans kek pakek bikini kek , Ini rumah gue dan lo ? Apa-apaan lo masuk rumah orang asal nyelongong,"

"Dasar cewek murahan!!," Ujar Agni kembali menghina gadis tadi

"Apa kata lo tadi?," Kata gadis tadi sambil berjalan ke arah agni dengan tatapan menantang

"Agni! , Shilla! . Lo ngapain berantem sih?" Ujar seorang lelaki yang entah darimana datangnya

"Cakka ? Cewek itu tuh gatau diri banget dateng-dateng nyolot ke gue , mana dirumah orang cuma pake hotpans lagi" jawab Agni dengan emosi yang masih menggebu-gebu

"Urusin deh tamu gatau diri lo itu,!" Ujar gadis tadi sambil ngeloyor pergi meninggalkan agni dan Cakka berdua

"Dia siapa sih,?" Tanya Agni pada Cakka

"Dia adek gue, Shilla!,"Jawab Cakka datar sambil duduk di kursi ruang tamunya

"Adek kandung?," Tanya Agni yang nampak tak percaya dengan pengakuan Cakka tadi

"Yaiyalah!, lagian lo gabisa apa jaga mulut lo , gak usah sotoy sama hidup gue , lo kan baru ketemu gue beberapa kali," Jawab Cakka yang terlihat menasehati Agni tetapi dengan nada yang sungguh tidak mengenakan bagi Agni

"Iya iya sorry , gue kan gak tau kalo dia adek lo," Ujar Agni sambil menundukan kepala

"To the point deh, lo mau jelasin apa sama gue?"

"Iya iya jutek bgt sih lo,"Kata Agni mencibir Cakka lalu kembali melanjutkan perkataannya

"Gue kesini mau minta tolong sama lo , jadi ceritanya gue pengen dijodohin sama orang tua gue tapi gue gak mau , gue gak cinta sama cowok itu , dan gue bilang sama orang tua gue kalo gue udah punya pacar dijakarta nah kebetulan bgt lo kemaren dateng ke resto itu , jadi gue minta tolong sama lo buat pura-pura jadi pacar gue," Agni pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada nya dan meminta Cakka untuk menjadi pacar pura-pura nya.

"Ogah!! Lo yang mau dijodohin gue yang kena imbasnya" Jawab Cakka

"Yaahhh Cakka , gue mohon ?? Gue udah bilang sama orang tua gue dan kata orang tua gue dia mau ketemu lagi sama lo besok dirumah gue,"

"Kalo misalnya beneran gue jadi calon suami lo gimana?"

"Ya kita jalanin aja dulu , kalo misalnya kita cocok kenapa enggak?" jawab Agni dengan pede nya disertai dengan cengiran tak berdosa

"Pede banget lo! gue udah punya pacar!"

"kak ? , Ayoo katanya mau ke rumah kak Irva? Ntar kesorean aja" Ajak Shilla yang datang tiba-tiba dan kini sudah berganti baju rapih

"Hah?"jawab cakka yang bingung dengan ajakan Shilla , sejak kapan Cakka ada janji ingin mengajak Shilla ke rumah Irva??

Tapi setelah melihat kode kedipan dari Shilla akhirnya Cakka paham maksud dari Shilla tadi

"Aku tunggu di mobil!," ujar Shilla sambil melenggang meninggalkan ruang tamu rumahnya dengan gaya angkuh

"Gue ada janji , lo tau jalan pulang kan?" Tanya Cakka atau lebih tepatnya sebuah usiran halus , tanpa menunggu jawaban dari Agni , Cakka langsung berjalan ke kamarnya , mungkin untuk ganti baju

"Huuuhhh , Agni , Agni . Salah lagi kan , lagian kenapa gue harus ladenin adek nya si Cakka tadi sih ? Jadi ribet kan deketin kakaknya , ahh elah!"Gerutu Agni pada dirinya sendiri sambil menghentakkan kakinya lalu berjalan keluar rumah Cakka dan tentu saja dengan perasaan kesal pada dirinya sendiri

*****

Di sepanjang perjalanan sampai mereka sudah berada di loby rumah sakit . Gadis ini terus saja menggerutu tak jelas pada Cakka, kadang dia mencak-mencak tak jelas dan sejurus kemudian langsung mengerucutkan bibir nya lima senti . Hingga membuat Cakka pusing juga meladeni ocehan nya.

"Sttttt!" Ujar Cakka sambil menaruh jari telunjuk nya pada bibir gadis ini yang cukup ampuh untuk membuat Shilla terdiam terpaku dan menatap Cakka dengan tatapan bertanya

"Stop it!! Bawel" kata Cakka lalu berjalan memdahului Shilla yang langsung mengejar langkah besar dari Cakka

"Tungguin!"Mendengar itu cakka akhirnya sedikit memelankan laju jalan nya . Apa lagi sih yang di mau gadis ini ? Pikir Cakka

"Rio udah nyakitin Ify . Dan aku mau kak Cakka tanya sama kak Rio penyebab dia selingkuhin Ify?"

"Itu bukan urusan gue"Ujar Cakka santai

"Iihhhh . Tapi Shilla harus tau . Shilla gak mau liat Ify galau lagi .
Kalau kakak gak mau berarti kesimpulan aku itu bener . Kalo sahabat kakak semua nya tukang mainin cewek" kata Shilla sarkartis

"Alvin?" Tanya Cakka sambil tersenyum miring dan memainkan alisnya

"Huuuhhh!! Sial!!" Jawab shilla sambil meninju lengan kokoh Cakka dan kemudian Shilla pergi duluan menginggalkan Cakka yang meringis kesakitan karna pukulan Shilla tadi

Lalu sedetik kemudian Shilla nampak diam menunggu Cakka menghampirinya sambil memasang senyum innocent

"Aku kan gatau kamar rawat nya kak Rio dimana ? Hehhee"jawab Shilla setelah tadi seperti mendapat tatapan bertanya dari Cakka yang Shilla artikan sebagai pertanyaan "Ada apa?"

Mendengar pernyataan Shilla tadi membuat Cakka terkekeh geli. Bagaimana bisa seorang Alvin Jonathan tidak menggilai seorang Ashilla ? Hahaha
Kalau saja Cakka bukan Kakak dari Shilla mungkin dia juga akan sama seperti Alvin .
Menggilai Shilla tentunya.

*****

Ify uring-uringan di kamarnya.
Ia masih memikirkan tentang Nama belakang dari orang yang sudah ditemuinya secara tiba-tiba itu . Disekolah dan di rumah sakit .

Sementara di tanganya ada kartu nama orang itu dan tentu saja di dalamnya ada nomer hp dari pemiliknya.

Ponsel itu tergeletak di atas kasur dan menarik perhatian Ify

“Telepon? … nggak?” Gumam Ify setelah mengetik nomer orang itu di panggilan ponselnya

 “Tapi kalo diangkat gue harus ngomong apa ? Masa iya gue harus to the point langsung" kata Ify lagi menimang-nimang ide nya

“Tapi… gue bisa mati penasaran kalau gini caranya.” Desis Ify sambil menggaruk kepalanya

“Telepon aja deh.” Putus Ify kemudian memencet tombol speed dial di ponsel nya .

Lama Ify menunggu namun telpon dari ify tidak diangkat oleh orang itu . Sampai Ify melempar ponsel nya frustasi

Namun selang beberapa menit, ponsel yang di lempar Ify tadi mengeluarkan nada dering . Nomer orang yang tadi Ify telpon terpampang di sana.

Telunjuk Ify bermain-main di atas ikon berwarna hijau di layar yang menyala itu. Ify kembali menimang . Tangannya gemetar . Apa yang harus Ify lakukan? akhirnya ify menyentuh ikon itu.


“Ya?” Sapa Ify gugup

"Siapa...??" Sahut orang disebrang sana

"Mmm..... yaaa aku Allysa, Orang yang tabrakan sama kamu waktu di Rumah Sakit" jawab Ify seadanya

"Oohh, Yaaa. Jadi nama lo Allysa. Ada apa nelpon gue?"

 "Mmmmm...boleh kita ketemu hari ini??" Ify langsung menutup mulutnya ketika lidahnya dengan gamblang mengucapkan kalimat itu.

"Hah??" Orang itu menjawab permintaan Ify dengan nada kaget .

"Kenapa ? Gak bisa yah ? Yaudah gapapa kak . Kita bisa ketemu lain waktu kok" Ify berbicara dengan nada kikuk . Ify jadi tidak enak hati

"Hehehe” lelaki itu malah tertawa . Ify mendengar nya. lelaki itu terkekeh geli mendengar ucapan Ify tadi

"Kenapa?huuhh?" Ify bertanya sembari menekuk bibirnya .

“Gapapa . Lo lucu aja" jawab orang itu masih tetap terkekeh geli

"Rumah lo dimana ? Biar gue jemput"

Ify melongo . Yang dikatakan orang tadi . Ia akan menjemput ify . Ya tuhannn . Ify pun sempat senyum-senyum sendiri di buatnya

"Haii allysa .... Gak berniat jawab pertanyaan gue ??"

"Eh iyaaa
Rumah aku di Jl sumpah pemuda no 24 bintaro" Jawab Ify setelah tersadar dari lamunannya

"Tunggu gue tiga puluh menit lagi" setelah mengucapkanya , orang itu yang pertama menutup panggilan itu, kemudian Ify langsung bergegas dari kasurnya dan dengan langsung berlari ke arah kamar mandinya . Bersiap-siap tentunya.

Ify sendiri bingung kenapa ia harus seantusias ini ? Padahal kemarin-kemarin Ify begitu mengabaikan orang ini ? Apa mungkin karena nama belakang orang itu ??.

****
Tiinnn tiinnn tiinnn

Suara klakson mobil hampir saja membuat gendang telinga Ify pecah dibuatnya . Seseorang di dalam mobil itu pun keluar dan langsung menghampiri Ify yang sudah bertolak pinggang . Siap menumpahkan omelan pada orang yang telah membuat Ify kesal sekarang

Namun Ify terdiam seribu bahasa ketika lelaki itu orang yang keluar dari mobil tadi berada tepat di depannya

"Haiii!!! Apa lo Allysaa??" Tanya lelaki itu sambil melambaikan tangannya di depan wajah Ify

"Eeeh!!" Ujar Ify terkesiap . Ify terbengong ketika melihat lelaki dihadapannya ini yang bisa dikatakan perfect . Lelaki ini biasa nya selalu memakai pakaian formal layaknya seorang Boss besar .

Tapi kali ini lelaki itu hanya memakai kaos distro yang dibalut dengan jaket kulit coklatnya serta celana jeans dan kaca mata minus yang biasa lelaki ini pakai kini tidak membingkai wajah tampannya.

Namun Ify menggeleng cepat , menyadarkan diri dari lamunan atas lelaki perfect dihadapannya ini.

"Lo tadi janji setengah jam lagi mau jemput , tapi apaan ini tuh udah ngaret lima belas menit tau dan karna lo waktu gue kebuang sia-sia" Benar juga kini sumpah serapah Ify keluar dari bibirnya

"Kalo lo ngomel disini waktu lo akan lebih kebuang sia-sia Allysa" Ujar lelaki itu santai sembari meninggalkan Ify di tempatnya kemudian membukakan pintu mobil nya untuk Ify

"Masuk!" Perintahnya dan Ify mau tak mau harus mengikuti ajakan lelaki itu

Kini lelaki itu dan Ify sudah berada di Mobil lelaki itu .
Hening....
Tidak ada yang mau membuka suara antara mereka tetapi keduanya sedari tadi sering curi-curi pandang

"Ada apa?" Tanya lelaki itu tiba-tiba ketika memergoki Ify yang mencuri pandang ke arahnya

Ify sempat menimang namun detik kemudian Ify menganbil tasnya dan mencari sesuatu di dalam dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu nama .

TRISTAN JULIANO HALING

Ify menunjuk sembari membaca sebaris nama itu sementara Tristan lelaki tadi mengeryitkan kedua alis nya tanda tak mengerti

"Nama belakang lo Haling . Apa lo punya keturunan dari keluarga Haling?" Tanya Ify langsung to the point pada Tristan lelaki yang dikenalnya saat mereka bertabrakan di loby Rumah Sakit.

"Haling itu nama......"

Ckiitttt

Tristan tidak melankutkan ucapannya ketika mobil yang ditumpangi Ify dan Tristan berhenti tiba-tiba dan dengan segera Tristan mencoba menstater mobil itu lagi namun nihil . Mobil itu tetap tidak ada respon. Ify mendengus .
Ada-ada saja, batin Ify menggerutu

"Biar gue cek dulu" setelah mengucapkan itu Tristan langsung keluar dan mengecek keadaan mobil Toyota Carolla Altis nya itu.

Ify senyum-senyum sendiri ketika memperhatikan Tristan yang sedang mengecek mesin mobil . Postur badan dari Tristan sangat mirip dengan Rio .
Aahhhh...
Ify jadi lupa jawaban dari Tristan tentang nama belakang nya tadi itu .
Apa ada hubungannya dengan Rio atau tidak ?? Ify mengumpat kesal lalu keluar dari mobil itu ingin tahu apa yang terjadi pada mobil Tristan.

"Mobil lo kenapa ? Masa mobil sebagus ini mogok" kata Ify memandang Tristan yang masih sibuk mengecek mesin mobil nya

"Bensin nya abis" ujar Tristan menutup kembali engine hood mobil nya

"Yaaakkkk!! Kenapa ga isi bensin sebelum jemput gue sih?" Ify mengomeli Tristan sambil menghentakan kakinya

"Yaa mana gue tahu , ini mobil nya Vano, bukan mobil gue" Jawab Tristan santai

Ify mengerutkan keningnya , bingung kemudian melihat lekat-lekat mobil yang ditumpangi oleh mereka tadi

Aahh!! Ini kan mobil Rio, Kenapa Ify tidak menyadarinya sejak tadi . Sejak mereka ada di dalam.

"Kenapa?" Tanya Tristan yang melihat ada gurat kebingungan di wajah Ify

"Ummmm.." Ify berfikir sejenak ini bukan saat nya untuk bertanya , Ify pun mencari alasan.

Lalu Ify mendekati Tristan kemudian merogoh isi tasnya dan
Tristan dia memandang Ify dengan menautkan kedua alisnya . Bingung

"Lo itu jelek tau kalo cemong-cemong gitu" Ify berbicara sembari membersihkan noda hitam bekas oli di wajah Tristan yang lebih tinggi darinya itu dengan tissue

Dan Ify jantung nya berdebar keras berdekatan dengan Tristan membuat jantung nya sukses bermarathon , Apalagi kini mereka malah saling adu tatap dan makin jelas kalau lelaki dihadapannya ini punya mata teduh seperti Rio dan satu lagi , Bibirnya

"Ooh Sh*t, Ify . Lo gak boleh bandingin dia sama Rio . Gak boleh Ify !. Gak boleh!!" Sanggah Ify dalam batin

"Apa muka gue terlalu Ganteng ? Sampe lo liatin gue segitunya ?" Pertanyaan yang sukses membuat Ify Skak mat ditempatnya

"Pede bener!!" Ify berkata sambil melemparkan tissue bekas tadi ke arah Tristan , Tristan kemudian menangkis tissue itu lalu terkekeh pelan.

"Iihhh malah ketawa lagi . Gimana kita ini ? Mau dorong nih mobil?"

"Yaa mau gak mau dorong"

"Terus lo nyuruh gue gitu buat dorong?"

"Yaa kalo lo gak bisa nyetir mobil....."

"Gue bisa!" Sanggah Ify sebelum omongan Tristan di teruskan dan Ify ia langsung masuk ke dalam mobil dan Stand by di depan kemudi

"Apa-apaan seorang Ify disuruh dorong mobil!! Enak aja" gerutu Ify sambil tersenyum penuh kemenangan saat melihat Tristan dengan lesu berjalan ke arah belakang mobil untuk mendorong mobilnya sampai pom bensin yang tidak tahu ada dimana keberadaannya

****
Shilla mendengus kesal ketika sedari tadi ia di buat bosan oleh obrolan dari Rio dan Cakka . Mereka sedari tadi nampak asyik membicarakan soal motor keluaran terbaru yang langka di indonesia .

sampai-sampai mereka seperti lupa pada keberadaan Shilla disini . Akhirnya karena merasa bosan Shilla pun melangkahkan kaki nya ke jendela kamar Rawat Rio

Ternyata pemandangan dari sini lumayan bagus juga , Kamar Rawat Rio ini berhadapan langsung dengan Taman Rumah Sakit , Shilla pun mengembangkan senyum manis nya , Namun .

Shilla menyipitkan matanya , kerutan di dahinya pun semakin bertambah jelas seiringan dengan wajahnya yang semula bahagia mulai berubah menjadi serius.

Itu Alvin!!

Lelaki itu tidak sendiri , Dia sedang berdua dengan sang Tunangan . Siapa lagi kalau bukan Pricilla .

Mereka berdua nampak sangat mesra . Alvin yang sedang berjongkok di hapadan Pricilla yang duduk di atas kursi roda sambil menyuapi Pricilla Ice Cream dan Pricilla yang malah menangkup wajah tampan Alvin dan langsung mengoleskan Ice Cream coklat itu ke hidung Alvin .

Yang membuat Pricilla tertawa geli dan Alvin bukan nya membalas perlakuan Pricilla malah mendekatkan wajahnya pada Pricilla dan detik berikutnya . Alvin mencium hidung mancung milik Pricilla yang membuat Pricilla merajuk pada Alvin . Sedangkan Alvin ? ia tertawa puas.

Shilla terhenyak, Serasa ditikam ribuan pisau saat menyadari, Alvin tidak pernah tertawa seperti itu saat bersamanya. Tidak sekalipun.

Shilla tertawa pelan dan mendongak untuk menahan air mata itu jatuh mengalir di kedua pipinya. Ia tidak boleh kembali menangis.

Jangan menangis, Shilla. Jangan.

Ternyata Alvin . Ia sama saja seperti semua lelaki . Alvin Egois.
Ia selalu mengatakan bahwa ia mencintai Shilla dan Tidak menyukai Pricilla , tapi apa ?
Bullshit.

"Shil .... Shilla ...."

"Heyyy Ashilla Zahrantiara?" Shilla terkejut ketika Cakka memanggil namanya . Ia pun langsung menghapus air matanya kemudian menatap Cakka . Bertanya ada apa ?

"Kita pulang!" Kata Cakka dan diangguki oleh Shilla dan Shilla langsung keluar dari kamar rawat Rio

Cakka menatap Shilla yang nampak aneh . Ia bisa melihat kedua mata bening itu diselimuti kristal bening yang membuatnya tampak seperti kaca. Apa perkataan Cakka tadi menyingung Shilla ? Sepertinya tidak . Pikir Cakka

“Shilla??" Panggil Cakka sambil menahan tangan Shilla sampai mau tak mau Shilla harus menatap Cakka

"Apa lo baik-baik aja ? Atau ada kata-kata gue yang nyakitin lo?" Tanya Cakka serius

Shilla hanya menggeleng . Jelas kakaknya tidak bersalah atas kesedihannya ini . Yang patut disalahkan ya Shilla . Ia bodoh . Ia menyesal

"Apa lo denger semua yang diceritain Rio ?" Tanya cakka kemudian setelah lega tau Shilla tidak marah padanya

Shilla sempat terdiam , Berfikir apa yang tadi Rio ceritakan tapi sejurus kemudian
Shilla kembali menggeleng , di dalam tadi ia tidak mendengar apapun itu percakapan Rio dan Cakka . Ia hanya melihat . Melihat adegan drama sempurna yang diperankan Alvin dan Pricilla.

"Beneran?" Tanya Cakka lagi memastikan

"Apaansih ? Gue ga denger apapun!!" Jawab Shilla jengkel dan langsung pergi dengan Air mata yang sudah menggenang di pipinya . Emosi nya sudah tidak bisa ditahan lagi . Rasa cemburunya membutakan dirinya.

"Rioooo!!! Lo kenapa bodoh banget sih , Cerita sesuatu yang gak seharusnya Shilla denger!" Kata Cakka sambil meremas Rambutnya . Frustasi

Cakka menyimpulkan bahwa Shilla mendengar semua cerita Rio . Tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Rio dan Acha . Artis itu .

Shilla perempuan dan pasti Shilla menangis karena membayangkan jikalau Ify nanti akan tahu yang sebenarnya dilakukan Rio . Makanya tadi Shilla menangis . Itulah kesimpulan yang dapat diambil Cakka saat melihat Shilla menangis.

****

Tristan dengan beberapa teguk langsung menghabiskan teh botol yang dibelinya dan memesan kembali minuman itu pada si Ibu penjual toko di pinggir jalan samping pom bensin . Ia kelelahan ketika harus mendorong mobil hanya untuk mendapatkan bensin . Ia juga sih lalai tidak melihat dulu bensin di mobil adiknya itu.

"Capek yaa kak??" Tanya Ify yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Tristan

"Kak ?? Sejak kapan lo manggil gue kakak?" Tanya Tristan yang aneh dengan Panggilan Ify

"Tanggal lahir kakak . 22 Januari 1995. Beda tiga tahun sama kaka" jawab Ify dengan polosnya . Tristan jadi bingung . Tadi gadis ini bersikap galak padanya dan sekarang ia bersikap so manis di depannya

"Emang ada pelajaran menghafal kartu nama gue ya di pelajaran SMA lo ?" Ujar Tristan terkekeh geli saat Ify begitu hapal dengan identitas dirinya

"Iyaa . Kamu bekerja sebagai direktur di perusahaan Haling Company yang ada di Singapura . Lulusan kuliah bisnis di Harvard Business School dan satu lagi punya adik yang Namanya Mario Stevano Aditnya Haling atau Rio atau Vano" ujar Ify membeberkan semua yang ia tahu termasuk tentang Rio yang Ify yakin memang benar . Vano itu adalah Rio . Kekasihnya

"Wawww!! Gue sempet lupa kalau lo waktu itu satu sekolah sama Vano" kata Tristan sambil mengingat kejadian saat mereka kembali bertemu saat Tristan ingin memberi surat izin pada Guru Rio

"Bahkan gue adalah Pacar dari seorang Mario . Kak Tristan" Ify berkata seolah tak ada beban di hatinya tapi Tristan ia tercengang . Jadi Allysa ini adalah Ify . Kekasih Rio yang selama ini Rio selalu kekeuh mau menjodohkan nya dengan kekasihnya dan Itu Ify .
Ooohhhh Goood!!

"Awasss!!" Dengan keterkagetan Tristan ditambah ada seorang pengendara motor yang ugal-ugalan yang hampir saja akan menabrak Ify jika Tristan tidak segera menarik Ify ke pelukannya

Saat Ify merasa aman dan ingin kembali berdiri dari pelukan Tristan . Ternyata

Rambut milik Ify menyangkut di resleting jaket kulit Tristan membuat Ify mengaduh kesakitan saat ia menjauh

"Huaaa!! Rambut gue. Gimana ini ? Kk sih pake nolong aku" kata Ify menatap Miris rambutnya yang menyangkut di resleting jaket Tristan

"Lo bukannya terimakasih sama gue udah gue selametin juga" ujar Tristan menyerah juga dengan keadaan ini

"Terus Gimana??" Tanya Ify lesu

"Gunting aja" jawab Tristan enteng

"Gak mau" Ify menggeleng keras
"Awww" membuat rambutnya kembali tertarik memberikan rasa perih di kepalanya

"Yaa terus mau gimana ? Lo mau kemana-mana harus bareng gue?"

"Yaaaaakkk!!" Ify memukul bahu Tristan

"Yaudah mana gunting nya?" Ujar Ify menyerah percuma juga jalan satusatunya hanya rambutnya di gunting dan untung sedikit yang menyangkut jadi tidak akan membuat rambut Ify terlalu banyak di potong

"Di mobil gue ada gunting kayaknya"

"Yaudah ayoo kemobil" Ify yang duluan berjalan dan tentu saja Tristan juga mengikuti karena sekarang posisi mereka seperti bayi yang menyatu .

Saat Ify berjalan ke kanan mobil tempat biasa seorang penumpang dan Tristan yang berjalan ke kiri tempat seorang pengemudi biasa menyetir . Dua arah yang berbeda membuat mereka bertolak belakang dan kembali Ify merasakan sakit di kepalanya

"Lewat kiri" intruksi Tristan afar mereka berjalan searah dan membukakan pintu kiri mobil itu dan Ify menatap Tristan bingung siapa yang masuk terlebih dahulu Ify atau Tristan

"Lo masuk duluan" Ify pun mengikuti saja dan masuk ke dalam mobil dan tentu saja dengan sangat hati-hati agar kepalanya tidak sakit akibat rambutnya tertarik

Setelah Tristan dan Ify sudah masuk ke dalam mobil itu . Kini mereka saling adu tatap dan karena jarak mereka yang berdekatan Ify bisa mendengar detakan jantung Tristan yang berdebar keras. Dan Ify cukup menyukai debaran jantung itu

"Nih guntinganya" kata Tristan mengambil gunting di dashboard mobil dan memberikannya pada Ify

Ify selesai menggunting rambutnya yang menyangkut dan buru-buru bercermin di kaca yang ada di dalam mobil . Mengecek keadaan rambutnya

"Tetep cantik kok" semburat di pipi Ify pun muncuk akibat perkataan Tristan tadi . Adik sengan kakak sama saja . Selalu merayu dan parahnya kenapa Ify juga tersipu malu saat Tristan yang merayunya . Ify kan hanya cinta pada adiknya bukan kakaknya . Huuuhhhh.

****

Suasana dalam diskotik yang riuh ditambah hentakan orang-orang yang sedang menikmati indahnya dunia malam semakin membuat malam itu menjadi gelap . Berjoget dan berdansa seolah menjadi pemandangan yang biasa.

Banyak wanita yang berpenampilan sexy mengajaknya berjoget bersama, namun lelaki ini menolaknya, ia tetap memandang gelas berisi wine yang belum habis dihadapannya dan terus mengempulkan asap rokok dari bibirnya. Entah berapa bungkus rokok yang telah ia habiskan malam itu.

Kemerlap diskotik seolah-olah bisa membuat masalah yang ia hadapi berkurang . Walau hanya untuk sekejap

Namun ada yang menarik . Seorang wanita yang sangat dikenali oleh Gabriel sedang meliuk-liukan badannya dengan erotis sembari memegangi gelas berisi wine . Ia tertawa bersama lelaki paruh baya yang bersamanya. Jujur saja Gabriel tak menyangka . Tapi gabriel yakin ia tidak salah liat .

Gabriel pun berjalan ke arah gadis itu dan dengan penuh emosi menarik gadis itu dari pelukan lelaki paruh baya itu .

"Heeh!! Lo kalo mau ikut dansa jangan tarik-tarik dia gitu aja!"lelaki paruh baya yang tadi bersama gadis itu pun tetap mempertahankan gadis itu dengan menahan tangan satunya

Mungkin karena lelaki paruh baya itu mabuk sehingga dengan sekali hentakan saja Gabriel bisa membawa gadis itu pergi dan membuat lelaki paruh baya itu menyerah .

"Sivia!!!"Gabriel mendudukan gadis itu yang ternyata adalah Sivia ke sofa kosong yang ada di dekat mereka

"Haaa?? Lo siapa ?" Kedua mata Sivia menyipit memandang Gabriel . Lalu terkekeh pelan lalu melanjutkan ucapannya

"Hahhaa, lo Gabriel kan ? Ngapain lo disini ? Ohiya gue lupa lo sama gue kan sekarang sama.
Hahhaha sama-sama brengsekk" Racau Sivia sembari bertepuk- tangan dan kemudian tertawa terbahak. Sangat kacau keadaan Sivia

"Sivia lo mabuk . Kita pulang!!" Ujar Gabriel mencekal tangan Sivia mengajak Sivia keluar dari tempat ini

"Hahhaa . Kenapa mesti pulang sih ? Mending kita seneng-seneng dulu disini" Ujar Sivia sambil berdiri dan mulai menggoyangkan badannya lagi di depan Gabriel . Yang membuat Gabriel harus menelan ludahnya menahan hasrat.

BRUKKKKKK

Sivia ambruk, Untung saja Gabriel dengan sigap menahan tubuh Sivia dan langsung memapah Sivia keluar dari diskotik itu membawa nya ke mobil Gabriel . Untung kali ini Gabriel hanya meminum sedikit wine jadi ia masih bisa mengontrol dirinya tidak seperti Sivia sekarang.

****

Gabriel dengan sangat hati-hati menidurkan Sivia di Kamar nya . Sangat melelahkan ketika Gabriel harus membopong Sivia ke kamarnya yang ada di lantai dua ini .

Kemudian Gabriel duduk disebelah ranjang Sivia , melihat lekat-lekat wajah gadis itu yang nampak berbeda dari biasanya setelah itu Gabriel membetulkan rambut halus di dahi Sivia .

Ternyata karena sentuhan Gabriel tadi membuat Sivia terbangun kini Sivia menatap Gabriel sangat Intens. Gabriel sendiri bingung arti dari tatapan itu .

"Jangan lakuin hal yang ngebahayain diri lo sendiri , Sivia. Cukup gu......"

Belum sempat Gabriel menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba Sivia melesat ke arahnya dan mencium bibir Gabriel.

Kemudian bibir itu melumat bibir Gabriel, tak mau kalah Gabriel balas melumat bibir Sivia dengan panas dan penuh penguasaan, seolah berusaha menaklukkan dan mendominasi Sivia. Bibir kuatnya melumat kelembutan bibir Sivia tanpa ampun, membuat Sivia terengah, kemudian lidahnya mencicipi, mencecap rasa alkohol yang ada di dalam mulut Sivia .

"Cukup, Sivia!!" Lalu dengan segera Gabriel mendorong tubuh Sivia agar menjauh dengannya . Gabriel tidak mau adegan ini menjadi adegan panas berkelanjutan

Tapi Sivia menolak ia tetap ingin berciuman dengan Gabriel lagi

"Sivia, Stop!! Lo mabuk" hentak Gabriel pada Sivia yang terus mengincarnya

"Hahhaa!! Inilah gue yang sebenernya Gabriel!! Lo ngak pernah tau gue . Dan asal lo tau , gue hancur!!!" Gabriel menelan ludahnya sendiri . Tidak percaya dengan omongan Sivia . Tapi tidak , Sivia mabuk . Apa yang dia katakan pasti tidak terkontrol oleh dirinya

"Kenapa ? Lo gak percaya ? Hahhh??" Bentak Sivia kembali

"Gue bilang lo mabuk, Sivia!" Bantah Gabriel sambil mengguncang-guncang tubuh Sivia

"Gabriel!! Lo itu pelindung Gue , lo yang udah bikin gue sadar . Pekerjaan gue itu gak baik" Sivia berkata dengan mata khas orang mabuk dan dengan wajah yang memerah "tapi lo ? Lo yang ngejerumusin gue buat balik ke pekerjaan gue lagi . Lalu apa bedanya gue sama lo ? Hahaha"

"Astaga Sivia!" Hanya itu yang bisa Gabriel katakan sambil meremas rambutnya sendiri. Frustasi

"Gue cinta sama lo Gabriel" Kemudian Sivia kembali berkata dan mendekat kearah Gabriel lagi berniat melanjutkan Ciuman mereka

"Gue keluar!!" Ujar Gabriel kembali menghindar dengan mencoba berdiri dari ranjang Sivia. Berniat meninggalkan Sivia di kamarnya

Namun Sivia malah menarik tangannya. Yang membuat Gabriel jatuh tersungkur persis diatas badan Sivia

Dan dengan posisi itu membuat Sivia leluasa mencium bibir Gabriel seperti tadi lagi . Kali ini makin panas dari sebelumnya . Mereka saling melumat satu sama lain dan kini Gabriel mulai menciumi leher jenjang milik Sivia sembari melepas satu persatu kancing baju yang Sivia kenakan dan Sivia dengan lihainya melepas baju yang melekat di tubuh Gabriel dan melemparnya ke lantai sehingga kini mereka berdua sudah telanjang dada.

Dan kini sudah tidak bisa digambarkan lagi apa yang dilakukan oleh Gabriel dan Sivia keduanya telah terbawa Nafsu setan.

Akal sehat Gabriel berhenti bekerja. Penolakan-penolakan yang dia lakukan pada Sivia lebur sudah bersama nafsu yang membara. Setan di tubuh mereka bardua telah meracuni pikiran dan nafsu mereka dan mungkin pengaruh dari Wine juga cukup memoengaruhi mereka berdua.


#TBC

sorry Frontal dan ngaret nya lama benget hehe maklum anak kuliahan sibuk

AnnaAmalia

Jumat, 21 Agustus 2015

INTRO!!!



Haiii!! 

Gimana masih adakah yang menunggu kelanjutan cerbung unintended choice! ?
ahahha sorry ya guys lanjut nya lama, tapi bukan berarti gak gue lanjut kok ,gue tetep lanjut cuma sekarang lagi sibuk banget buat nyiapin OPAK(masa orientasi nya uin jakarta)
jadi buat readers setia gue tetep tunggu yaaa!!

ohiya disini gue mau ceritain gimana awal dari gue ada ide buat bikin blog ini!!
 
okayy . gue bakal cerita gimana awal gue nge bentuk blog ini .  jadi waktu itu pas gue sama sodara gue lagi maniak – maniak nya sama cerbung kita punya rencana buat bikin cerbung juga , nah disitu kita berdua bikin satu cerbung yang judulnya DESTINY OF LOVE TRIANGLE yang udah gue post disini tapi belum selesai dan inshaallah akan selesai tapi gue lagi ngejar target nya buat menyelesaikan cerbung gue yang UNINTENDED CHOICE! Dulu karna itu banyak yang minta lanjut dan paling banyak yang baca , hehe
dari situ kita berniat buat bikin blog buat ngepost cerita yang kita bikin dan terciptalah BLOG ini karna disini gue bikin berdua sama sodara gue jadi admin nya ada dua:

admin pertama :

nama gue ANNA AMALIA gue admin pertama di blog ini karna kata sodara gue , gue yang sering nge post cerbung disini jadi gue yang jadi admin pertama , lahir di tasikmalaya 22 januari tahun 1997 , umur gue masih 18 , jadi kalo yang ngerasa seumuran jangan manggil pakek kakak panggil aja langsung nama hehe , gue baru aja lulus SMA hehe dan sekarang gue sudah resmi jadi mahasiswa baru di UIN JAKARTA (pamergilague) hahha 

kalo mau nanya atau mau lebih deket atau mau tanya-tanya soal cerbung bisa ditanya di :
twitter: @AnnaAmalia11

admin ke dua :

nama gue INGGRID SAFITRI , gue lahir di bekasi 08 febuari 1997 , gua ini udah mau lulus loh hehehe,, gua calon anak UBL jadi siapa taubecanda kok wkwkw ,, maaf ya kalo garing *GUA MAH EMANG SUKA GITU* Anjasss oh iya gua lulusan dari SMK PRIMA UNGGUL Ciledug , gua ngambil jurusan Multimediatrus kuliah gua ambil jurusan Broadcast..
kalo mau nanya atau mau lebih deket atau mau tanya-tanya soal cerbung bisa ditanya di :
twitter : @inggriidsafitri


THANKS

Minggu, 19 Juli 2015

Bukan Lanjutan Cerbung

Hayyy geyssssss

Ada yang masih nunggu kelanjutan Unintended choice part 25 kah ?? Hahaha

Sorry belum bisa nge lanjut hehe bcs no one idea to create my story ehehe tp tenang pasti bakal kelanjut kok

Ohiya disini gue mau kasih kalian sebuah kabar bahwa gue bakal bikin cerita baru yang judul nya "Cinta Beda Kubu"
Okayyy udah tergambar belom di pikiran kalian gue mau bikin cerita yang gendre nya kayak apa dan alur cerita nya bakal kayak gimana


Pokoknya cerita ini akan gue bikin beda yang biasanya setiap cerbung nampilin sisi kekayaan di setiap perannya gue akan bikin sesuatu yang beda , pokoknya kalian bakal gue kasih cerita cinta sederhana tp penuh konflik hohoho

Btw gue baru kepikiran jalan ceritanya lhooo , gue belom kepikiran couple atau pasangan yang akan gue bikin cerita nanti nya hehe

Maka dari itu gue akan minta partisipasi kalian buat ikut nentuin siapa aja couple yang kalian sukain , tp inget gue mau bikin cerbung ICIL jadi diharapkan couple yang kalian ajuin ke gue couple ICIL , okayyy!! Atau kalian juga boleh ikut nebak-nebak gimana jalan cerita yang akan gue bikin nanti nya dan untuk yang ini ORANG YANG BERHASIL NEBAK akan dapet hadiah Pulsa 10k hehe


Dan nanti couple yang paling banyak peminatnya nanti gue akan jadiin couple di cerbung gue yang satu ini , So ? Jangan ketinggalan berpartisipasi ya guys

Kalian bisa ajuin partisipasi kalian ke kontak Wa , Bbm atau line , tapi bagi yang udah temenan sama gue lhooo ya hehe
Bagi yang belom tau kontak gue silahkan Ask gue ke @annaamalia1933 tapi jangan di annon yawww
Atau ke twitter gue @annaamalia11
Atau bisa langsung komen di bawahhh postingan ini

Thank you guys :*
Partisipasi kalian aku tunggu lhoooo!!!!

Rabu, 08 Juli 2015

Unintended Choice! Part 24

" haloo??" tanya orang disebrang sana yang tentu saja adalah Shilla orang yang ditelpon alvin

"Mmmm , gue mau ngomong sama lo"

"soal apa ngomong aja?"

" gue .... gue .... gue" Alvin ingin membicarakan masalah ini tapi entah kenapa lidahnya sangat sulit untuk mengatakannya pada Shilla

"kenapa sih kak??" tanya Shilla yang semakin penasaran karena Alvin menjawab pertanyaan nya gugup

"gue akan tunangan sama Pricilla" jawab Alvin yakin dia benar benar tidak mau bertele tele

"apa?! tunangan??" tanya Shilla dia nampak tak percaya dengan apa yang ia dengar

"iya malam ini juga gue akan tunangan sama Pricilla"

"Shil??" panggil Alvin lagi karena ia tidak mendengar balasan dari Shilla yang ia dengar hanyalah suara orang yang sedang terisak , Alvin sangat tahu pasti itu Shilla yang menangis

"apa harus secepat ini kak?
Shil ...la ... Shilla" Shilla tidak bisa meneruskan kata-kata nya isakan nya sangat menggangu

"Shil? gue juga baru tahu kabar ini tadi dan gue juga sama kaget nya kayak lo , gue gak nyangka akan secepat ini" jelas Alvin pada Shilla yang masih terdengar isakan nya meskipun lewat telpon

"gue dan mama gak setuju sama acara pertunangan ini tapi Papa dia nyerahin keputusan sama gue sepenuhnya dan keputusan gue adalah kalo lo setuju sama pertunangan ini gue akan lanjutin ini semua tapi kalo lo mau pertunangan ini dibatalin gue akan ngomong baikbaik masalah ini sama Pricilla"

"jadi??"

"gue mau keputusan dari lo Shil"

"Kak? semua ini udah terlanjur kak, walaupun aku bilang aku gak rela kalau kk harus tunangan sama Pricilla tapi ini udah jadi konsekuensi dari keputusan yang aku ambil waktu itu"

"jadi??" tanya Alvin lagi ia benarbenar tak mau mendengar penjelasan Shilla yang bertele-tele yang Alvin mau hanyalah jawaban ya atau tidak dari Shilla

"aku rela kak, mungkin kita emang ditakdirkan untuk tetap jadi temen masa kecil bukan untuk sepasang kekasih"

"apa lo gak mau shil gue perjuangin?, apa lo nyerah hanya sampai disini?" tanya Alvin sangat serius

"kita masih sangat muda kak, aku yakin aku akan mendapat yang lebih baik dan sepertinya Pricilla emang yang terbaik buat kak Alvin"

"gue akan coba mencintai Pricilla" jawab Alvin ia sudah pasrah,
Alvin tau Shilla juga menyayanginya cuma Shilla terlalu baik dia terlalu memikirkan perasaan orang lain padahal kebahagian yang sesungguhnya adalah ketika dia bersama Alvin .

@@@@

ini adalah keputusan terakhir yang diambil oleh kedua nya, mereka saling merelakan tanpa tahu bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain . Alvin memandangi wajahnya di depan cermin , dia nampak tampan dengan jas yang ia kenakan malam ini ,Alvin sedikit membereskan kerah kemejanya setelah terlihat lebih baik, Alvin keluar dari kamarnya diluar aana pasti keluarga nya dan keluarga Pricilla sudah menunggunya sejak tadi.

gadis itu Pricilla, dia amat cantik dengan gaun yang ia kenakan meskipun keadaan nya sangat memprihatinkan, duduk di atas kursi roda, Pricilla tersenyum ke arah Alvin yang kini menghampirinya . Alvin pun sama dia tersenyum ke semua orang yang berada di sini menampakan dirinya tidak ada masalah sama sekali .

"Bagaimana Alvin ? Apa kamu sudah siap bertunangan dengan Pricilla?" Tanya Papa Alvin sangat serius

"Alvin siap pa" jawab Alvin dengan serius juga, bukan kah ini memang keputusan akhir dari semua nya bukan?

"Baiklah kalau begitu silahkan kamu pakaikan cincin pertunanganmu sebagai tanda peresmian bahwa kalian telah bertunangan.” ujar papa Alvin lagi meminta alvin untuk memasangkan cincin pertunangan yang sudah disiapkan pada jari manis Pricilla

“Prisy? Gue kenal lo udah lama dan mungkin ini saat nya gue akan mengikat cinta lo dan gue dengan pertunangan ini , gue janji gue akan jagain lo semampu yang gue bisa, gue pun akan mencintai lo seperti gue cinta sama diri gue sendiri , lo mau kan tunangan sama gue ?" Ujar Alvin sambil menatap dalam mata Pricilla mencoba meyakinkan wanita itu dengan janji nya sambil berjongkok di hadapan pricilla mengigat Pricilla tidak bisa berdiri dia hanya bisa duduk di kursi roda

"Iya gue mau" ujar Pricilla disertai dengan anggukan nya , dia menangis , Pricilla tau Alvin hanya berpura-pura Pricilla tau apa yang di ucapkan Alvin hanya lah keterpaksaan saja tapi mau di apakan lagi , masih untung Alvin mau bertunangan dengan nya

Mendengar jawaban dari Pricilla tadi Alvin pun memandang ke arah mama nya dan mama nya tersenyum serta mengangguk ke arah Alvin , "ya mungkin ini yang terbaik" ujar Alvin di dalam hati. Alvin pun memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celananya , mencoba mengambil barang yang setelah dikeluarkan ternyata sebuah kotak kecil berbahan bludru berwarna merah marun. Dia membuka dan mengambil cincin tersebut untuk dipasangakan ke jari manis Pricilla begitupun nanti sebaliknya

Setelah cincin itu sudah terpasang , baik di jari Pricilla maupun Alvin , semua orang yang ada disana pun bertepuk tangan, kemudian Alvin pun setengah berdiri dan mencium kening pricilla lembut sambil membisikan sebuah kata-kata di telinga Pricilla

"Jangan pernah anggap katakata gue tadi adalah kepurapuraan , biarin gue belajar mencintai lo gue janji, I LOVE YOU itulah kata-kata yang di bisikan Alvin pada Pricilla yang membuat Pricilla harus spechless di buat nya , benar kah ini seorang Alvin? Alvin yang selalu dingin dihadapannya berjanji akan belajar untuk mencintai pricilla?? Ahhh benar kah ini?? Tuhan , terimakasih aku bahagia , ini hari paling bahagia yang ada di hidup ku tuhan . Tanya Pricilla dalam hatinya sendiri

Dan sedetik kemudian setelah Alvin membisikan itu alvin mencium kedua mata milik Pricilla membuat Pricilla makin merasa hari ini memang benar-benar hari yang paling indah di hidupnya semoga ini akan bertahan lama, alvin akan terus begini memperlakukan dirinya seperti apa yang Pricilla mau.

@@@@

Cakka memandangi buku ekonomi bisnis nya dengan tatapan menyerah , ia sedang mengerjakan soal namun soal ini nampaknya sangat sulit untuk Cakka , ia sudah mencari hasilnya tapi tetap saja tidak ditemukan sekalinya ada itu bukan jawaban dari soal itu .

"Cakka fokus Cakka , lo pasti bisa ngerjain soal ini" ujar Cakka nenyemangati dirinya sendiri

karena soal tadi tidak ia temukan juga isinya akhirnya Cakka mengerjakan soal yang lainnya yang menurutnya bisa ia kerjakan

"aaaarrrrghhhh" ujar cakka sambil mencoret kertas yang tadi ia buat corat-coretan , soal kedua yang menurut cakka lebih gampang itu juga tidak bisa ia temukan jawabannya

"ahhhh , kenapa gue gak kepikiran sih buat minta tolong sama si alvin tuh orang kan pinter nya ketulungan" setelah tadi nampak frustasi kini ia seperti mendapat ide cemerlang , ia pun langsung bergegas membereskan buku dan pulpen nya ia ingin ke kelas samping

kelas ini tidak begitu jauh dari kelas cakka hanya berbeda dua kelas , di pintu nya sudah bertuliskan WALCOME TO XII IPA 1 , cakka langsung masuk ke kelas ini dan mencari orang yang ia tuju dan ya itu dia

di kelas ini adalah gudang nya anak-anak yang dapat dikategorikan jenius tak heran jika kelas ini sangat berbeda dengan kelas cakka yang gaduh setiap saat , murid di kelas ini rata-rata sedang membaca buku namun berbeda dengan murid yang duduk di paling belakang dia sedang asyik mendengarkan earphone , sangat cuek .

" woyyy vin" ujar cakka sambil langsung duduk tepat di depan lelaki yang memakai earphone tadi

lelaki itu tidak menjawab pertanyaan cakka dan alvin lihat cakka malah sibuk menyusun buku dan mengeluarkan pensil yang tadi ia bawa

"yaelah vin , lo kira gue gatau apa ,gue kesini tuh mau ......." kata cakka sambil mengambil kabel dari earphone itu dan menunjukan nya dihadapan alvin bahwa kabel itu tidak tercolok ke ipod nya tandanya alvin tidak mendengarkan lagu apapun dari earphone nya

"mau nanya soal kejadian tadi malem ? iya gue emang udah tunangan sama pricilla kemarin malem" ujar alvin langsung memotong omongan cakka tanpa tahu maksud sebenarnya omongan cakka , sambil menunjukan cincin emas putih yang ada di jari nya

"apa ? tunangan ? tadi malem ?" ujar cakka yang kaget mendengarnya , cakka yakin alvin hanya bergurau saja

"alvin , cakka . hosh .. hosh ..hosh
ayoo ikut gue
gabriel ada di ruang kepala sekolah , dia kena masalah" ujar seorang gadis yang tiba-tiba saja datang menghampiri mereka dengan nafas yang tersenggal-senggal , seperti orang panik

"aaishhhh , ayoo
kalian kenapa bengong sih ?" ujar gadis tadi lagi sambil menyeret tangan alvin dan cakka yang tadi bengong mencerna omongan nya

"dia gak naek kelas siv ??" tanya cakka kepada gadis itu yang ternyata sivia dan sivia dia melayangkan tatapan membunuh pada cakka , lelaki ini memang bodoh atau sedang bercanda sih , pikir sivia bingung

"kka ? ini bukan waktunya bercanda" ujar alvin yang mengerti maksud dari tatapan sivia pada cakka , pasti ini ada hal yang tidak beres dengan gabriel , pasti dia membuat masalah lagi .

@@@@

"Pak duta , Gabriel ? Ada apa kalian kesini , prestasi apa lagi gabriel yang kamu berikan pada sekolah ini ?" Antusias sang kepala sekolah saat Pak duta dan Gabriel murid kesayangannya masuk ke dalam ruangannya

Sementara gabriel dia tak menjawabnya ia malah menampilkan senyum miring nya tanda meremehkan

"Sebelum nya maaf pak Adi bila saya lancang memasuki ruangan bapak , tapi saya ingin mengadukan pada bapak bahwa murid bapak gabriel stevent damanik telah melanggar peraturan di sekolah ini" jelas pak duta menyangkal sangkaan kepala sekolah yang menyangka gabriel telah mengharumkan nama sekolah

"Apa maksud pak duta ? Saya kurang paham?" Tanya Pak Adi selaku kepala sekolah di AVANTGRADE HIGH SCHOOL ini

"Tadi saya secara tidak sengaja melihat gabriel sedang merokok di halaman belakang sekolah pak bukan hanya itu gabriel pun kemarin telah melanggar peraturan saat pelajaran saya di kelasnya pak kemarin gabriel tertidur di kelas dan tidak memperhatikan apa yang saya jelaskan" jawab Pak Duta menjelaskan semua pelanggaran yang dilakukan oleh murid kesayangan nya itu

Flashbackon_

Gabriel dengan santai nya duduk di trotoar halaman belakang sekolah sambil memainkan ponsel nya dan di tangannya ada satu batang rokok yang siap ia hisap dengan mulutnya

Namun sebelum ia melakukannya ada satu tangan yang dengan sigap mengambil rokok itu dari tangan gabriel dan dengan sekali hentakan membuang dan menginjak rokok tersebut .

" gabriel ikut saya ke ruang kepala sekolah" ujar orang itu gabriel pun menoleh dia sempat kaget namun cepat-cepat gabriel menutupi ke kagetannya dengan berjalan santai mengikuti orang yang tadi memergokinya

Flashbackoff_

"Benar apa yang dikatakan oleh Pak Duta ?" Tanya Pak Adi lagi seperti tidak percaya atas apa yang diadukan oleh Pak Duta tadi

"Benar Pak , saya melihat dengan mata kepala saya sendiri" jawab Pak Duta meyakinkan tapi gabriel dia hanya diam sambil memandang mata sang kepala sekolah tanpa ada rasa sedikitpun

"Gabriel sebelum nya saya tidak percaya atas pengaduan dari Pak Duta tapi melihat respon kamu yang seperti ini , saya jadi percaya , apa tidak ada pembelaan dari kamu gabriel?" Tanya sang kepala sekolah lagi yang diksususkan untuk gabriel

"tidak ada pak , semua nya benar" jawab gabriel singkat membuat dua guru dihadapan nya dibuatnya heran dengan sikap gabriel yang berubah ini

"Kamu tahu kan gabriel , kamu itu siswa berprestasi di sekolah ini bahkan kamu mantan ketua osis sekolah ini tapi kelakuan kamu kenapa sangat memalukan , sebelumnya saya sangat bangga terhadap kamu tapi sekarang saya kecewa gabriel......"

"Pak kalau memang bapak mau menghukum saya , hukum saya sekarang tidak usah bertele-tele seperti ini"

"Gabriel jaga sikap mu!!" Bentak pak duta yang tidak suka dengan sikap gabriel yang menurutnya tidak sopan itu

"Kamu tahu kan gabriel ? Siapa saja murid di sini yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah maka sanksi nya adalah di keluarkan dari sekolah ini dan kelakuan kamu sudah tidak bisa ditolerir lagi" ujar Pak Adi tegas sambil berdiri dan berbicara tepat di hadapan wajah gabriel

"Saya tahu itu pak" jawab gabriel yang terdengar malah seperti jawaban meremehkan

"Saya akan panggil orang tua mu kesekolah agar dia tahu kelakuan anak nya ketika di sekolah dan untuk sementara ini kamu saya skors selama tiga hari" tegas Pak Adi sambil mengeluarkan sebuah kertas dan menandatanganinya lalu memasukan nya ke dalam amplop

"Urusan saya sudah selesai kan pak ? Saya permisi keluar" ujar gabriel sambil mengambil surat skors yang diberi oleh Pak Adi dan beranjak keluar dari ruangan kepala sekolah itu sambil tersenyum miring , akhirnya semua berjalan sesuai keiinginan gue , ujar gabriel dalam hati

Namun ketika gabriel ingin membuka pintu ruangan itu gabriel di kagetkan dengan kehadiran ketiga sahabatnya ketiga nya memandang gabriel dengan tatapan yang entahlah dan gabriel dia berusaha menutupi kekagetannya dengan berjalan melewati ketiga sahabatnya tanpa menoleh sedikitpun

Karena geram dengan sikap gabriel , sivia pun berusaha untuk mengejar gabriel atau sekedar mengatakan suatu hal yang memang harus di katakan namun sebelum ia berjalan alvin terlebih dahulu mencekal tangannya, rupanya lelaki ini tahu apa yang akan dilakukan oleh sivia

"Percuma lo kejar dia , dia gak akan ngetti ego nya ngalahin akal sehat nya lebih baik kita hadepin Pak Adi supaya ngeringanin beban gabriel" ujar alvin dewasa , sivia pun mengerti apa maksud alvin tadi sivia pun mengangguk menyetujui saran alvin tadi

"Lo yakin vin?" Tanya cakka menatap alvin dengan tatapan memohon

Alvin disertai sivia pun serentak mengangguk memberi keyakinan sekaligus menjawab ke khawatiran cakka , kini mereka sudah berada di ruangan itu dan berdiri sejajar di depan meja sang kepala sekolah setelah mereka tadi sebelumnya menunggu Pak Duta keluar terlebih dahulu .

"Ada apa kalian datang kesini??" Tanya sang kepala sekolah to the point

"Maaf pak kalau seandainya kami semua lancang , kami tahu kami tidak sopan apabila ikut campur dengan masalah gabriel tadi......" sivia menjelaskan dengan sangat sopan kepada sang kepala sekolah tapi

"Saya tahu maksud kalian , langsung to the point" ujar Pak Adi memotong omongan sivia tadi

"Pak kami tahu gabriel memang bersalah dalam hal ini , tapi kami mohon pak jangan keluarkan gabriel dari sekolah ini , Bapak kan tahu gabriel adalah murid yang berprestasi disekolah kami dan bulan depan kami pun akan melaksanakan ujian nasional , kami mohon pak ringankan hukuman gabriel" ujar alvin membela gabriel atau setidaknya saran nya dapat diterima oleh aang kepala sekolah namun sang kepala sekolah nampaknya masih tidak tertarik dengan alasan alvin

"Pak sikap gabriel berubah seperti ini pasti ada sebab nya pak , dan kami tahu apa yang membuat gabriel berubah , jadi kami mohon pak ringan kan hukuman gabriel dan kami pun berjanji akan membuat gabriel merubah sikap nya menjadi seperti dulu pak" kini giliran cakka yang menyakinkan kepala sekolahnya

"Apa jaminan jika kalian tidak bisa merubah sikap gabriel menjadi baik seperti dulu?" Tanya sang kepala sekolah yang lebih tepatnya seperti memberi pertanggung jawaban kepada murid didepannya

"Saya yang akan menggantikan gabriel keluar dari sekolah ini bila dia masih belum bisa merubah sikap nya" jawab sivia menjawab tantangan itu sangat yakin

"Saya juga" jawab cakka dengan penuh keyakinan pula

"Saya juga akan ikut bertanggung jawab pak" kini giliran gabriel yang meyakinkan sang kepala sekolah

"Hukuman gabriel akan saya ringankan tetapi saya mau gabriel yang mengakui kesalahan nya sendiri pada saya dan kalau dalam satu minggu kalian tidak bisa membujuk gabriel meminta maaf pada saya , saya tidak akan segan-segan ikut mengeluarkan kalian juga" tegas pak Adi pada ketiga murid dihadapannya

"Baiklah pak" jawab alvin , cakka dan sivia kompak

"Sekarang kalian silahkan keluar dari ruangan saya , bel masuk sudah berbunyi" ujar Pak Adi mempersilahkan ketiga murid nya agar kembali ke kelasnya masing-masing untuk kembali mengikuti pelajaran

Mereka semua tak menyadari bahwa sebenarnya ada seseorang yang tidak benar-benar pergi dia sedari tadi mendengar semua percakapan yang dilakukan oleh ketiga sahabat nya beserta sang kepala sekolah , mata hati nya mulai terbuka dia baru menyadari seharusnya ia tidak bersikap seperti ini hanya untuk mendapatkan perhatian lebih , karena sahabat nya sebenarnya selalu peduli padanya .

@@@@

Ify mendengus kesal ketika di tangannya banyak setumpukan buku , ya tadi dia di suruh oleh Bu Oky untuk membantunya membawakan buku PR ke ruang guru , tentu saja ify sangat malas , meskipun ify murid yang tergolong pintar tapi kalau di suruh membawakan buku sebanyak ini , tetap saja dia merasa direpotkan

BAKKK BAKKK BAKKK

Buku-buku yang di bawa oleh ify semuanya terjatuh ketika tidak sengaja ia bertabrakan dengan seorang lelaki yang lebih tinggi darinya , mereka berdua pun membereskan buku yang berserakan itu , ify pun mendongkak dan alangkah kaget nya mereka berdua karena .....

"Lo cewek yang tabrakan sama gue di rumah sakit kan ?" Tanya lelaki itu yang memulai pembicaraan

"Eehh iya" jawab ify cepat , ify tidak mau menatap mata lelaki itu karena apa ? Lelaki di hadapannya ini mempunyai tatapan yang sangat mirip dengan rio

"Perlu gue bantu bawa bukunya?"
Ujar lelaki itu menawarkan pertolongan pada ify

"Mmm bo...leh" jawab ify gugup , lelaki tadi pun dengan sigap mengambil segabian buku tulis yang ada di tangan ify

"Mau dibawa kemana?" Tanya lelaki tadi lagi

"Ke Ruang guru" jawab ify cepat sambil berjalan lebih dulu didepan lelaki tadi

Lelaki tadi pun mengikuti saja kemana ify berjalan dan setelah menaruh buku-buku itu tepat di meja Bu Oky , lelaki tadi mengajak ify untuk mengobrol sebentar dengannya dan kini mereka berdua sudah berada di taman sekolah

" gue kesini mau kasih surat ke wali kelas nya adek gue vano , dia sakit dan lagi di rumah sakit" ujar lelaki tadi sambil memainkan tanah merah di depannya dengan sepatunya

Sementara ify dia hanya mengangguk tanda merespon ucapan lelaki tadi

"Perasaan dari tadi lo cuma ngerespon pertanyaan gue deh , gaada niat gitu buat nanya sesuatu ke gue?" Tanya lelaki tadi sambil memandang wajah ify yang terlihat datar

"Gaktau mau nanya apa" jawab ify singkat

"Oke kalo gitu gue yang akan nanya lagi sama lo , pas di rumah sakit kemaren kenapa lo nangis?" Tanya lelaki tadi lagi yang tidak ada habisnya menantai pertanyaan pada ify

" aku ga nangis"

"Oke kalo emang lo gak bisa nerima kehadiran gue sekarang gue bisa maklum tapi gue berharap pertemuan kedua ini bisa jadi awal pertemanan kita ya" ujar lelaki tadi sambil berdiri dan melihat jam yang ada di tangannya seperti orang buru-buru

"Ohiya ini kartu nama gue dan disitu ada nomer hp gue kalo lo udah bisa cerita soal lo nangis pas di rumah sakit hubungin gue aja" ujar lelaki tadi lagi sambil mengeluarkan dompet dan memberikan ify sebuah kartu nama dan sehabis itu lelaki tadi langsung pergi begitu saja dari hadapan ify

"TRISTAN JULIANO ADITYA HALING" ujar ify membaca nama dari si lelaki tadi yang baru ify ketahui namanya , tunggu sepertinya ify kenal dengan nama ini

"Hoyyyy fy , gue nyariin lo kemana-mana lo ternyata disini . Ohiya tadi lo ngomong sama siapa ? Tanya shilla yang tiba-tiba saja berlari ke arahnya yang membuat ify melupakan nama yang cukup ganjal di nama lelaki tadi

"Gue juga fatau shil dia siapa" jawab ify santai sambil memasukan kartu nama tadi ke dalam saku seragamnya

"lah terus ? Tanya shilla lagi yang nampaknya sangat ingin tahu

"Gue ketemu dia di rs kmrn dan tadi dia juga ga sengaja nabrak gue"

"Wahh fy , jangan-jangan itu org yg dikirim tuhan buat gantiin kak rio lagi ?" Tanya shilla dengan antusiasnya

"Tapi sayang nya gue gatertarik ashilla sama dia , kak rio tetep the one and only di hati gue" kata ify sambil pergi meninggalkan shilla yang masih diam di tempatnya tadi sambil menggembungkan pipi nya

"Huuh , dasar lo fy udah disakitin masih aja ngarepin dia" gerutu shilla sambil mengikuti ify dari belakang dan tentu saja kembali ke kelasnya mengambil tas nya karena ini sudah jam pulang sekolah

@@@@

Shilla dan cakka kini sedang berada di sebuah mall dekat rumah mereka berdua , apalagi yang mereka berdua lakukan selain menepati janji cakka yang akan membelikan shilla coklat apabila telah mengetahui rahasia irva .

Sebenarnya shilla mungkin sudah lupa dengan janji cakka yang ini tapi cakka lah yang mengingatkan shilla , cakka tidak mau adik nya ini terlarut dalam kesedihan karena mengingat alvin yang baru saja bertunangan dengan pricilla , itu juga cakka baru tahu tadi saat alvin keceplosan memberitahukannya karena shilla sama sekali tidak memberitahukan masalah ini pada cakka .

Dan sekarang mereka baru saja keluar dari bioskop dan rencana mereka selanjutnya adalah untuk mengganjal perut mereka yang lapar dan tentu saja mereka sekarang berada di foodcurt

" kak cakka cari tempat duduk aja deh biar shilla yang pesen" ujar shilla sambil menunjuk salah satu rumah makan yang biasa mereka kunjungi

"Pesen apan?" Tanya shilla lagi

"Spageti sama strawberi milkshake aja deh shil"jawab cakka yang memang sudah hapal benar menu di stand makanan itu

" oke , shilla pesenin" jawab shilla sambil pergi ke tempat stand makanan yang memang tadi dia ingin kunjungi

Dan cakka sesuai dengan perintah shilla ia kini sedang mencari tempat duduk yang pas untuk mereka berdua duduk namun dengan tiba-tiba tangan cakka di tarik ke salah satu meja yang ada di sana

"Nah ini dia mah pah orangnya , sayang kok kamu baru dateng sih? Pasti macet yah ?" Ujar seorang gadis yang tadi secara tiba-tiba menarik tangannya dan kini gadis tadi malah bergelayut di tangan cakka membuat cakka bingung sekaigus kaget dengan yang dilakukan gadis ini

"Lo bukannya agni?" Tanya cakka pada gadis itu dan mendapatkan pelototan dari gadis tadi

"Loh masa kalian udah pacaran lama tapi pacar kamu gatau nama kamu ?" Kini mama dari agni yang keheranan dengan kedua remaja di depannya

"Iya mah , cakka tuh emang suka bercanda orangnya , dia kebiasaan panggil aku dengan panggilan sayang mah makanya tadi dia bercanda" jawab gadis itu cepat sambil seperti orang salah tingkah

"Kalian udah pacaran berapa lama?" Kini giliran sang papa dari gadis tadi yang mengintograsi cakka dan agni , gadis tadi

"Satu bulan"


"Satu tahun" ujar cakka dan agni berbarengan tetapi berbeda jawaban membuat orang tua agni tambah dibuat heran oleh mereka berdua

"Satu tahun sebelan mah maksud kita berdua" jawab agni cepat agar sandiwara nya bersama cakka tidak diketahui orang tua nya

"Sudah cukup lama berarti kalian menjalankan hubungan ini , kenapa kamu ngak ngenalin cakka ke kita sih ag kalo kamu kenalin cakka ke kita kan mama sama papa gak akan jodohin kamu sama debo" ujar sang mama yang sepertinya sangat antusias dengan hubungan cakka dan agni

"Tapi maaf om tante , cakka ada keperluan mendadak , cakka boleh pamit pulang?" ujar cakka yang secara tidak sengaja melihat shilla yang pergi ketika melihat cakka berada di antara orang-orang ini

"Kenapa buru-buru cakka ? Kita kan baru aja ketemu ?" Tanya papah agni

"Ada keperluan mendadak om dan ini penting banget om" jawab cakka sambil terlihat buru-buru

"Kalo emang penting ya gapapa cakka kita juga sebentar lagi mau pulang kok" ujar mama agni menengahi

"Yauda kalau begitu cakka pamit om tante" ucap cakka sambil berdiri dan menyalami kedua orang tua agni

"Iya hati-hati dijalan , kapan-kapan main ke rumah ya cakka?" Ucap mama agni lagi berbasa-basi

"Iya tante tenang aja" jawab cakka singkat dia benar- benar buruburu

" yaudah ma , pa . Agni anter cakka dulu" kata agni meminra izin pada orang tua nya atau lebih tepat nya mencuri kesempatan agar ia bisa berbicara empat mata dengan cakka

Kini cakka dan agni sudah bisa berbicara empat mata karna tempat ini cukup jauh dari orang tua agni tadi

"Kenapa lo buru-buru ? Karna cewek tadi?" Tanya agni seperti cakka adaah pacarnya saja

"Iya , udah gue buru-buru , mana ponsel lo?" Tanya cakka ketus

"Buat apa?"

" gue gapunya banyak waktu buat denger penjelasan lo" jawab cakka sambil mengambil ponsel yang diberikan agni dan mulai mengetikan nomer nya dan menyimpan nya di kontak agni

 "Gue udah simpen nomer gue di ponsel lo , jelasin alesan lo ke gue besok" ucap cakka sembari memberikan kembali ponsel milik agni dan pergi dari hadapan agni

"Ohiya gue harus beliin dia" ujar cakka yang berbicara dengan dirinya sendiri dan menuju supermarket di mall itu

@@@@

"Huuuhhh!! Dasar cowok sama aja liat yang bening dikit langsung kegoda , awas aja kak cakka gue bejek-bejek tuh orang" shilla kesal sendiri saat mendengar percakapan tidak mengenakan tadi antara kakak nya dan sebuah keluarga yang shilla sendiri tidak mengetahui orang itu siapa

"Gue cari lo kemana-mana ternyata lo disini?" Tanya seorang lelaki yang nampak ngos-ngosan

"Ayoo pulang , shilla gaksuka di tempat ini" jawab shilla galak sambil berjalan ke arah pintu mobil , shilla berada di parkiran mobil sedari tadi dia menunggu cakka di parkiran

"Pms nih bocah gua rasa" gerutu cakka sambil ikut masuk ke dalam mobilnya

"Lo kenapa sih ? Pms ?" Tanya cakka kembali saat mereka sudah memulai perjalanan pulang

"Lo tuh yang kenapa ? , baru juga putus sama kak irva udah ganjen sama cewek lain"

"Terus kalo gue deket sama cewek lain kenapa lo yang marah?" Tanya cakka sambil senyum-senyum melihat tingkah adiknya

"Ya gue ga suka aja lo hianatin kak irva gitu aja , gak mikir apa lo perasaan nya kak irva kalo dia yang denger percakapan lo tadi sama orang tua nya cewek tadi?" Tanya shilla yang masih saja sewot pada cakka tapi cakka dia nampak nya tak serius menanggapi pertanyaan pertanyaan shilla

"Gue cuma bantuin dia , apa salah ? Lagian mau dikata gimana pun dihati gue tetep aja penghuninya cuma irva seorang"

"Buĺlshit , pokoknya ntar gue bilangin kak irva" ancam shilla pada cakka yang lagi lagi cakka tidak takut dengan ancaman nya ia malah tertawa penuh kemenangani

"Nih coklat buat lo sesuai perjanjian" kata cakka sambil mengambil kantong plastik supermarket dan memberikan nya semua pada shilla dan shilla dengan antusias nya membuka plastik itu dan di temukannya hampir 7 bungkus coklat silver queen dan toblerone kesukaannya

"Ini buat gue semua kak?" Tanya shilla pada cakka dengan mata yang berbinar berbeda dengan tadi , cakka pun menjawabnya hanya mengangguk


"Yaiyalah , lo kira gue cewek alay yang kalo galau makan nya coklat" jawab cakka seraya menyindir


"Tapi sayang nya gue gak galau tuh dan kabar baik nya gue gak jadi ngadu ke kak irva kalo lo ngasih sogokan nya coklat sebanyak ini , sering-sering aja kak selingkuh biar gue makan coklat terus" ujar shilla sambil dengan antusiasnya membuka kertas coklat itu dan segera memakannya

Dan cakka ia tak menjawab nya ia hanya mengulurkan tangannya ke puncak kepala shilla dan mengacaknya pelan layaknya seseorang yang gemas ketika melihat adik kecil nya sangat antusias memakan coklat seperti shilla ini .

#TBC

ANNA AMALIA

Minggu, 21 Juni 2015

Unintended Choice! Part 23

mereka semua terdiam terpaku baik cakka, irva,shilla maupun alvin tidak ada yang mampu mengeluarkan sepatah katapun mereka seolah tersihir dengan adegan yang diciptakan oleh kedua orang dihadapan mereka.

ify si gadis yang sedari kemarin masih setia tidak beranjak dari tempatnya gadis itu nampak sedang menangis sambil memegangi tangan pemuda yang tak berdaya dihadapannya , tatapan mata ify kosong menerawang ke arah si pemuda yang sedari tadi malam tidak menunjukan respon positive , bahkan bergerak pun tidak .

Sementara cakka dia dapat melihat dengan jelas keadaan pemuda itu , rio sahabatnya , keadaan nya sangat memiriskan semua alat medis terpasang ditubuhnya , cakka pun dapat melihat tubuh rio yang ia sadari semakin terlihat kurus , cakka tau pasti ada rahasia besar yang disembunyikan oleh rio . sahabat seperti apa cakka sampai tidak tahu masalah sahabatnya sendiri , dan shilla , dia berinisiatif untuk mengajak ify berbicara dengannya .

" ify ?" panggil shilla pada ify . sementara ify dia hanya mendongkak an kepalanya tanpa menjawab

"fy , gue yakin kok kak rio kuat jalanin masa kritis nya , lo jangan kayak gini terus dong nanti kalo lo juga sakit gimana?" tanya shilla lagi pada ify dan ify sekali lagi dia hanya merespon shilla dengan gelengan kepala nya

"fy kita makan yukk dikantin , gue tau pasti lo laper kan ? ayoo ? mau yaa ? gue traktir deh ?" ujar shilla lagi kali ini lebih semangat dari tadi

"enggak shil , aku gak mau ninggalin kak rio sendirian disini" jawab ify yang kini sudah mau menjawab pertanyaan dari shilla

"nanti kan kak rio dijagain sama dokter sama suster"

"aku gak mau , aku mau saat kak rio bangun orang yang pertama kali dia lihat itu aku bukan orang lain" ujar ify dengan nada ketus

" tapi fy , lo harus inget kesehatan lo juga , emang lo mau saat kak rio bangun org yg pertama kali dia lihat itu lo tapi lo yang mati kelaperan karna nunggu dia sadar , ayolah fy ? gue gakmau liat lo ikutikutan sakit" kata shila lagi dari nada bicaranya ia terlihat sediikit memaksa tapi tak apa bukan ? ini kan demi sahabatnya

"tapi shil??"

"fy udah lah , nanti rio gue yang jagain tenang aja , nanti gue kabarin kalo emang rio udah sadar" ujar alvin yang menyambar omongan alvin tadi lalu ify pun nampak menoleh ke arah alvin yang sedang mengangguk meyakinkan

" iyaudah , aku kebawah bentar buat makan , kak alvin jagain kak rio ya?" ujar ify disertai dengan langkah gontainya menuju pintu keluar di ruangan itu yang disusul oleh cakka , irva dan shilla .

namun ketika sudah berada di dalam kantin rumah sakit , cakka menarik tangan irva ia mengajak irva agar tidak duduk satu meja dengan shilla dan ify , ada sesuatu yang memang harus mereka omongkan bersama - sama dan tentu saja menyangkut hubungan mereka

@@@@

sivia sedari tadi terus saja memencet remot yang kini ada di genggamannya , menurutnya acara tv yang ia tonton semua nya membosankan tak ada yang bermutu bukan itu sih masalah utama nya , yang membuat ia bosan adalah karena sedari tadi dia disini , menunggu gabriel pulang , ini sudah jam 8 malam tapi gabriel belum juga sampai di rumah , entah kemana lelaki itu .

setelah tadi pagi ia di marahi pak duta karena tidur saat jam pelajarannya berlangsung , sejak saat itu juga sivia tidak menemukan kebedaraan gabriel yang diusir keluar kelas oleh pak duta .

pintu terbuka , memperlihatkan seorang lelaki jangkung dengan pakaian seragam yang sudah tak beraturan bahkan terlihat kusut dan kotor , habis dari mana lelaki ini pikir sivia

"tunggu" ujar sivia yang berhasil membuat si lelaki jangkung tadi berhenti dan menolehkan wajahnya sebentar

"habis dari mana lo jam segini baru pulang?" tanya sivia yang kini sudah berada persis didepan lelaki jangkung tadi

"habis mabok" jawab nya singkat

"gue gak ngerti iel sama jalan pikiran lo yang sekarang ? gak ada capek nya ya lo bikin masalah yang ngerugiin hidup lo sendiri , mau lo apa sih sebenernya?" tanya sivia kembali sambil menampakan senyum setan miliknya

" mau gue cuma satu , gue mau orang tua gue perduli sedikit aja sama gue , gue gasuka mereka sibuk sama urusan mereka sendiri" jawab gabriel dan sivia dia sudah sesikit tau apa masaah yang sedang dihadapi gabriel , yaitu tenang orang tua nya

"cishhh , cara lo salah iel , gue sih lucu aja ya ? seorang gabriel steven damanik mantan ketua osis avantgrade highschool punya pikiran yang sangat pendek bahkan gak bermutu , hahahaha ngelakuin halhal konyol dan gak berguna hanya untuk mendapatkan sebuah perhatian"

"bukan urusan lo" ujarnya lagi ketus

"gue tau ini bukan urusan gue , lagian gue udah capek maksa lo buat berubah jadi baik , gue cuma mau kasih tau aja , sahabat lo mario stevano sekarang ada di rumah sakit dia kritis" ujar sivia sambil melangkah pergi

meninggalkan gabriel yang masih berdiri ditempat nya , mengira-ngira berita yang ia dapat dari sivia tadi benar atau tidak , kalo memang benar bodoh sekali dia sampai keadaan sahabat nya sendiri yang sedang kritis pun dia tidak tahu , gabriel pun secara spontan langsung menjambak jambak rambut nya sendiri ia nampak menyesal sekaligus stress dengan apa yang sekarang menjadi tameng di kehidupannya .

@@@@

hanya keheningan yang diciptakan oleh kedua orang yang duduk secara berhadapan ini , tak ada yang mau membuka suara , mungkin mereka sedang berada dalam awkward moment , tapi cakka , seseorang dari bagian keduanya sadar kalau ia terus diam masalah diantara mereka tidak akan pernah selesai .

"gue mau ngomong sesuatu sama lo , kemaren gue udah....."

"udah apa ? aku udah tau semuanya kka , aku denger semua yang kamu bicarain sama papa ku" ujar irva memotong percakapan yang didahului cakka tadi

"apa kamu udah yakin sama pilihan kamu buat ikutin syarat dari papaku?"tanya irva kembali

"kenapa enggak" jawab cakka singkat

"aku tau kka , passion kamu itu di musik bukan di bisnis , aku gak percaya kamu bakalan bisa ngejalanin syarat itu" ujar irva seperti tak percaya dengan kemampuan cakka di bidang bisnis ( kalau mau baca part ini , biar kalian ngerti pahamin dulu part pas cakka ketemu papa nya irva)

"apa lo gak percaya juga dengan kekuatan cinta gue?" tanya cakka spontan yang membuat irva sontak langsung menatap mata cakka dalam

"gue gatau kedepannya gue bisa jadi apa yang papa lo mau atau engga yang jelas gue tetep berusaha buat itu apapun caranya" ujar cakka yakin sambil membalas tatapan mata irva tadi

"maaf ya karna aku , kamu juga jadi korban ambisi papa aku"

"gapapa va aku seneng kok jadi lebih tertantang aja jalanin nya , aku juga jadi lebih berfikir bahwa kamu itu berharga dan susah buat dapetin cewek kayak kamu" kata cakka disertai dengan senyuman menenangkan miliknya

"aku selalu berdoa untuk kamu kka" ujar irva sambil memegang tangan cakka yang ada di depannya

"iya aku tau itu . aku juga akan berusaha sebisa yang aku mampu . kamu percaya aja suatu saat nanti kita akan bersama lagi karena yang aku tau takdir cinta aku itu kamu"

"berarti kita sekarang putus?"tanya irva pada cakka

"bukan putus va . tapi kita cuma berjuang buat pertahanin ini semua"

"apa kamu akan tetep sayang sama aku?"

"selalu va"

"oke berarti kita samasama berjuang demi cinta kita . aku gak mau tau pokoknya lima tahun yang akan datang . aku tunggu kamu lamar aku di depan papa ku , dengan bawa syarat yang dikasih papa aku ke kamu

"iya sayang aku janji itu" ujar cakka sambil mencium jemari tangan irva

terlihat romantis tapi tanpa disadari oleh mereka berdua mungkin ini adalah bagian terakhir dari hubungan mereka yang mengesankan , ya ini adalah perpisahan ?? benarkah itu ? lihat saja di bagian akhir dari kisah mereka nanti

@@@@

ify kini sudah kembali berada di depan pintu kamar nomer 202 tempat dimana rio dirawat , ify kini sendiri karena tadi irva , cakka dan shilla telah pulang lebih dahulu , ify juga tadi sempat diajak pulang bersama tapi ify harus berpamitan dulu dengan rio yang mungkin masih setia dengan tidur lamanya .

sayup-sayup dari depan kamar rio , ify dapat mendengar suara orang yang sepertinya sedang bercanda , ify tau itu suara siapa , itu suara rio tapi bersama siapa ? bukannya kak alvin tadi sudah mengirim sms pada ify bahwa ia harus pulang buru-buru karena pricillia menelpon nya bahwa ada sesuatu yang penting yang terjadi dirumahnya , ify sudah tidak memfikirkan itu lagi karena sangat antusias ify pun langsung masuk ke dalam kamar itu .

ify mematung disini , ke antusiasannya tadi tidak membawa kebahagiaan , apa yang ada dihadapannya kini sungguh nyata dan benar benar nyata

baik rio dan gadis yang sedang menyuapi nya makan pun sama-sama kaget dengan kedatangan ify yang tiba-tiba itu dan ify rasanya pertahanan nya sudah runtuh mungkin sebentar lagi air matanya akan menetes .

" ja .. ja ..di .. jadi kabar kemaren i .. tu .. itu be..ne..ran ? kak rio pacaran sama acha ?" ujar ify di tengah tangisannya yang tak bisa dibendung lagi

"jadi lo udah tau fy ??
hmmm bagus deh , kalau gitu berarti gue gak usah susah-susah jelasin ke lo kalo gue udah jadian sama acha" jawab rio disertai dengan senyum meremehkan dari nya tanpa tahu akibat dari perkataannya tadi akan membuat ify sangat sakit hati dan menderita

"makasih kak untuk semuanya , mungkin ify emang bodoh bisa suka bahkan sayang dengan seorang artis seperti kakak"

setelah mengucapkan kata-kata itu ify langsung keluar dari kamar rawat rio tadi , hatinya sangan hancur , rio telah mencampakannya benar benar mencampakannya , ify berlari cepat agar orang lain tidak dapat melihat tangisannya

namun salah dia malah menabrak seseorang , yang membuatnya hampir jatuh namun untung saja tangan lelaki tadi dengan sigap menahan tubuh ify

alhasil kini mereka saling bertatap mata , membuat ada getaran halus di dalam hati masing masing diantara mereka , lelaki ini dapat melihat ify yang sedang menangis sementara ify dia spechless , kenapa tatapan lelaki ini amat sangat mirip dengan tatapan milik rio meskipun wajah keduanya sangat lah terlihat berbeda , bahkan boleh dibilang lelaki dihadapannya ini lebih ganteng daripada rio , atau jangan jangan??

ify buru-buru menyadarkan dirinya dan berdiri kembali dengan sempurna , dan tanpa di duga lelaki tadi mendekatkan dirinya dengan ify dan tanpa diperintah dia menghapus bulir air mata yang ada di pipi ify dengan kedua jarinya

"lo jelek kalo nangis" ujar lelaki tadi disertai dengan senyuman nya

"makasih" ujar ify cepat dan langsung pergi meninggalkan lelaki tadi , bukan ia sombong tapi senyuman lelaki itu , benar benar mirip dengan senyuman milik rio .

"ARRRGGHHHHHHH"

@@@@

hanya ada suara tangisan di dalam ruangan ini dan lelaki dihadapannya juga sudah berusaha untuk mendiamkan nya tapi tetap saja gadis yang menangis tadi tidak bisa mencegah air matanya untuk jatuh

"please ? jangan bikin gue bingung ngadepin lo , gue kan udah bilang ini hanya sementara , setelah gue pergi lo bisa jelasin yang sebenernya sama dia"

" tapi lo gak akan ngerti , dia cewek dan gue juga cewek , gue bisa ngerasain gimana sakit hatinya dia saat tadi liat lo sama gue disini" gadis ini masih tetap menangis

" apa lo lupa sama perjanjian kita ?" tanya lelaki tadi sangat serius

"oke gue akan ngejalanin semua rencana yang udah lo susun , tapi gue mau ini hanya sementara gue benci jadi orang ketiga , gue pulang , ohiya gue tadi dapet kabat dari kak tristan dia lagi dijalan mau kesini " ujar gadis tadi sambil mengambil tasnya yang tadi ia letakan di samping si lelaki dan pergi keluar dari kamar rawat yang menurutnya sangat menjenuhkan

setelah gadis tadi pergi kini gantian seorang lelaki masuk kedalam ruangan ini , bukan dokter , tapi tamu yang sangat si tunggu kehadirannya oleh si penghuni kamar rawat ini .

"gimana keadaan lo , udah mendingan ?" tanya pemuda itu yang sekaligus menaruh parsel buah di meja dekat si lelaki

" ya seperti yang lo lihat , mungkin bentar lagi malaikat izroil cabut nyawa gue" jawab lelaki itu santai sambil menerawang ke jendela ruangan rawatnya

"ngomong lo ngelantur , kalo emang bentar lagi lo mau mati buat apa gue susah susah dateng dari singapur kalo cuma mau liat adek gue mati, buang-buang waktu" ujar pemuda tadi tak kalah ketus nya dengan si lelaki yang sedang dirawat yang ternyata adalah adiknya

" lo terima permohonan gue kan ?" tanya lelaki tadi mengalihkan pembicaraan

"kemaren sih iya , tapi sekarang kayaknya enggak deh , gue udah nemuin cinta gue yang sebenernya dan gue yakin dia orang yang tepat" ujar pemuda itu sangat yakin dan seperti menerawang kejadian yang menimpa nya tadi

"siapa?"

"gue juga gatau dia siapa ? yang jelas gue udah jatuh cinta pada pandangan pertama sama dia"

" cishhhh , namanya aja lo gak tau , lo kira dijakarta orang cuma dia doang?"

" tuhan yang akan mempertemukan gue nanti" jawab nya santai

"gue gak perduli , yang gue mau lo bahagiain pacar gue"

"permohonan lo tuh konyol , laguan gue gak mau ngedeketin orang yang gak gue cintai sama sekali , gue dateng jauh-jauh dari singapur bukan buat hal konyol kayak gini , lo ngerti dong ??" ujar si pemuda yang jengah dengan permintaan adiknya yang menurutnya sangat konyol

"dia wanita yang sangat mudah untuk dicintai kak , gue yakin lo pasti akan dengan sangat mudah mencintai dia"

"tapi??"

" kak , berkorbanlah buat gue sekal ini aja??" pinta lelaki itu

"oke tapi kalo emang pada kenyataan nya gue gak bisa mencintai dia , gue nyerah"

"nah gitu kek , baru namanya tristan juliano " ujar si lelaki tadi membanggakan sang kakak , yang akhirnya mau juga berkorban demi dirinya meskipun dengan syarat tapi si lelaki sangat yakin sang kakak pasti akan jatuh cinta dengan kekasihnya , seiring berjalan nya waktu .

@@@@

alvin memakirkan mobilnya di halaman rumahnya , tadi dia ditelpon oleh pricilla yang mengabarkan bahwa alvin harus segera pulang ke rumah nya karena ada hal penting yang ingin dibicarakan yang terpaksa membuat alvin harus meninggalkan rio sahabatnya sendiri di rumah sakit .

mungkin yang dikatakan oleh pricilla memang benar bahwa ada sesuatu yang penting di rumahnya terbukti dengan banyak mobil terparkir dirumahnya karena penasaran alvin pun segera masuk ke dalam rumahnya

ketika alvin masuk ke dalam rumahnya , tepatnya di ruang makan keluarga nya ia dapat melihat banyak orang yang sedang bercengkrama sambil menikmati hidangan makan malam yang tersaji

" nah alvin mari duduk sini nak" ujar papa alvin menyambut sekaligus menyuruh alvin untuk duduk tepat di samping nya dan disebelah kiri alvin ada pricilla

"ada apa pah ? tumben banget lengkap ?" tanya alvin pada papa nya karena ia cukup heran juga melihat keluarga nya dan keluarga pricilla yang begitu lengkap karena tidak biasanya oma nya dan orang tua pricilla datang jauh jauh hanya untuk makan malam

"malam ini kami sepakat akan menjodohkan kamu dengan pricilla dan hari ini juga kamu akan tunangan dengan pricilla" jelas papa pricilla sangat antusias namun alvin dia amat kaget mendengar ini , bagaimana bisa orang tua nya tidak membicarakan hal ini terlebih dahulu padanya

"tapi pa?? ujar alvin membantah nya

"alvin ini sudah keputusan kita bersama , bukan nya kamu dengan pricilla sudah sangat dekat?"

"tapi harus nya papa sama mama kasih tau alvin soal ini sebelumnya" ujar alvin sambil pergi dari tempatnya duduk tadi , dia sangat kecewa atas hal ini

dia pergi ke kamarnya menurutnya itu tempat yang baik untuk dirinya berfikir , mama alvin pun mengikuti alvin dari belakang , ingin sekedar nenasihati putra semata wayang nya itu

" alvin dengar mama nak?" ujar mama nya yang berhasil membuat alvin menoleh kini mereka sudah berada di kamar alvin

" ma alvin gak cinta sama pricilla , mama tau itu kan dan alvin gak setuju sama pertunangan ini" tolak alvin tegas

" Alvin ? kamu pikir mama setuju ?

mama lebih memilih kamu bersama shilla nak tapi papa mu dia sangat keras kepala mama tidak bisa membantahnya" ujar mama alvin menjelaskan

"terus apa yang harus aku lakuin ? alvin bingung" ujar alvin yang nampak frustasi belum juga tadi soal rio yang sakit sekarang sudah ada lagi masalah yang menimpanya

"mama ngak bisa maksa kamu sayang , semua keputusan ada di tangan kamu , kalo mama boleh saran lebih baik kamu telpon shilla bicarain masalah ini berdua tapi ingat kalau shilla merelakan kamu bertunangan , itulah keputusan mu tapi jika shilla menolak rencana ini kejarlah dia cinta dari shila vin , biar nanti mama yang bicara ini semua sama papa kamu" ujar mama alvin memberi jalan keluar atas masalah yang dihadapi oleh putra nya ini setelah itu mama alvin keluar dari kamar alvin membiarkan putra nya berfikir sejenak

mendengar saran mama nya tadi alvin langsung mengambil ponsel nya di saku baju nya dan menelpon shilla , ia tidak mau berlama - lama karena ini menyangkut perasaan shilla dan pricilla nantinya

" haloo??" tanya orang disebrang sana yang tentu saja adalah shilla orang yang ditelpon alvin

"Mmmm , gue mau ngomong sama lo"

"soal apa ngomong aja ?"

" gue .... gue .... gue" alvin ingin membicarakan masalah ini tapi entah kenapa lidahnya sangat sulit untuk mengatakannya pada shilla

"kenapa sih kak??" tanya shilla yang semakin penasaran karena alvin menjawab pertanyaan nya gugup

"gue akan tunangan sama pricilla" jawab alvin yakin dia benar benar tidak mau bertele tele

"apa ?? tunangan ??"

#tbc

ANNA AMALIA